Pajak merupakan iuran wajib kepada negara (yang dapat dipaksakan) yangrntelah terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,rndengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, danrnyang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yangrnberhubungan dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintah.rnPT. Nila Kencana yang merupakan bagian dari sektor swasta memilikirnkewajiban dalam peralihan kekayaan berupa pajak. Pajak tersebut dipungut darirnselisih penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh PT. Nila Kencana. Denganrnmelakukan penjualan barang kena pajak maka PT. Nila Kencana wajibrnmenerbitkan Faktur penjualan. Sedangkan dengan melakukan pembelian, makarnPT. Nila Kencana akan memperoleh Faktur Pembelian. Apabila nilai penjualanrnlebih besar daripada pembelian, maka akan terjadi selisih yang disebut denganrnkurang bayar. Sedangkan jika nilai penjualan lebih kecil dari nilai pembelianrnmaka selisih tersebut akan disebut lebih bayar. Selain itu penelitian ini juga untukrnmelihat apakah PT.Nila Kencana telah menerapkan prosedur Pajak PertambahanrnNilai sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 atau tidak. Denganrnadanya penjualan atau pembelian maka hal tersebut bisa berdampak pada aliranrnarus kas pada PT. Nila Kencana. Baik dalam hal arus kas masuk maupun arus kasrnkeluar.rnDengan dikenakannya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih dari satu kali,rnmembuat harga jual suatu produk menjadi mahal. Sehingga para konsumen akhirrnharus mengeluarkan uang lebih untuk membeli produk tersebut. Dengan hargarnjual yang mahal, produk tersebut kurang laku di negara-negara lain atau kurangrnlaku di ekspor ke negara lain. Selain itu harga juga mempunyai pengaruh terhadaprndaya beli konsumen.